Perayaan ulang tahun ke-60 Konferensi Asia-Afrika (AAC) dapat berfungsi sebagai sebuah kesempatan bagi Indonesia untuk memimpin kerjasama pembangunan global, khususnya di antara anggota AAC, menurut seorang pengamat ekonomi.
"Indonesia harus merebut kesempatan untuk memanfaatkan forum peringatan ulang tahun ke-60 AAC untuk memimpin dunia pengembangan kerjasama, khususnya di antara negara anggota AAC," pengamat ekonomi Profesor Armida Alisjahbana Salsiah bisnis dan Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran dinyatakan di sini pada hari Jumat.
Dia mencatat bahwa pengembangan bisa dilakukan melalui kerjasama Selatan-Selatan atau melalui kerjasama segitiga, yang merupakan kerjasama antara Indonesia dan negara-negara berkembang yang difasilitasi oleh kemitraan multilateral dan bilateral.
Armida menunjukkan bahwa kerjasama agenda harus beton dan diimplementasikan seperti kerjasama pembangunan infrastruktur.
Selain infrastruktur, kerjasama bisa juga berhubungan dengan berbagai forum global yang sedang merumuskan agenda pembangunan.
"Langkah berikutnya adalah kerjasama paralel, yang menawarkan peluang bisnis," katanya.
Armida menyatakan bahwa pengaruh terpopuler dipandang sebagai positif dalam forum global, katanya.
"Indonesia adalah negara yang berkembang sekarang dan dihormati oleh Forum global. Pemandangan yang sedang mendengar,"Profesor ditambahkan.
Menurut Armida, kehadiran Indonesia di forum dunia harus juga ditingkatkan, terutama perannya dalam perdebatan tentang masalah-masalah regional dan internasional.
Oleh karena itu, dia menyatakan harapan bahwa pemerintah Indonesia akan mampu memanfaatkan momentum untuk merumuskan agenda pembangunan untuk memperkuat solidaritas dengan dunia internasional melalui berbagai bentuk kerjasama.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa Indonesia akan menyampaikan perlunya Orde Baru global dan keadilan di forum mendatang perayaan ulang tahun ke-60 dari Asia Afrika konferensi (AAC) di Jakarta dan Bandung.
"Ada benar-benar harus pesan yang kuat, terutama tentang Orde Baru global keseimbangan dan keadilan," Presiden Jokowi mencatat saat pertemuan terbatas untuk mendiskusikan persiapan 2015 AAC di kantornya di sini pada hari Jumat.
Hadir pada pertemuan terbatas pula Sekretaris Menteri Negara diatas, Presiden kepala staf Luhut B. Pandjaitan yang adalah Ketua Komite Nasional peringatan AAC, luar negeri Wakil Menteri A.M. Fachir dan beberapa pejabat kepala staf Presiden.
Kepala negara mencatat bahwa pidato-pidato dan ramah alamat selama perayaan ulang tahun ke-60 2015 AAC tidak hanya boleh sesuatu normatif atau biasa.
"Pidato atau pesan harus kuat dan menekankan pentingnya global keseimbangan dan keadilan global," Presiden mengulangi.
Sebelumnya, pada hari Kamis,
http://www.tribunnews.com/nasional/2015/04/18/ini-dia-rangkaian-acara-konferensi-asia-afrika Presiden Jokowi mengawasi beberapa lokasi untuk konferensi di Bandung dan mengatakan bahwa persiapan untuk acara 96 persen lengkap