Upaya untuk merevitalisasi Jakarta Kota Tua telah memasuki sebuah tahap baru yang mengikuti upacara penandatanganan perjanjian sewa antara Jakarta tua kota revitalisasi Corporation (JOTRC) dan perusahaan perdagangan milik negara PT Perusahaan ahli Indonesia (PPI), pemilik beberapa bangunan di daerah.
JOTRC CEO Lin Che Wei mengatakan setelah upacara penandatanganan pada hari Selasa bahwa konsorsium nya akan merevitalisasi dan mengelola sembilan bangunan tua yang dimiliki oleh PPI, selama 20 tahun.
"Setelah 20 tahun, bangunan yang telah direnovasi akan dikembalikan ke PPI," katanya.
Lin mengatakan rencana jangka panjang perusahaan nya ditargetkan revitalisasi 27 bangunan di Kota Tua, terletak di Barat dan Jakarta Utara. Sebagian berada dalam kondisi yang mengerikan.
"Kami akan merevitalisasi mereka dan meramaikan daerah dengan berbagai kegiatan," katanya.
Lin menambahkan bahwa untuk renovasi bangunan PPI sendirian, JOTRC akan membutuhkan sekitar Rp 120 miliar (US$ 9.24 juta).
Lin mengatakan sepertiga dari mereka berada dalam kondisi baik sementara yang lain tidak telah dipertahankan.
"Kami menargetkan untuk menyelesaikan pemulihan 1,5 sampai 2 tahun," katanya.
Ia mengatakan salah satu bangunan yang dimiliki oleh PPI bernama Kolf dan Co, toko buku pertama di Indonesia.
"Gedung yang dibangun pada tahun 1848. Hal ini digunakan untuk menjadi pusat pengetahuan tapi sekarang, ada hanya reruntuhan yang tertinggal,"katanya, sambil menambahkan bahwa JOTRC, sebuah konsorsium dari beberapa perusahaan, berencana untuk mengubah bangunan menjadi sebuah perpustakaan dan pencetakan perusahaan.
Lin menjelaskan, sementara itu, bahwa PPI bangunan di Jl. Malaka 7 dan 9 akan dikonversi ke kampus untuk Institut Kesenian Jakarta (IKJ)
"Administrasi kota akan menyewa gedung dan memberikannya kepada IKJ untuk digunakan sebagai kampus," katanya.
Lin juga menunjuk Rotterdam Lloyd building, yang dibangun pada tahun 1930-an. "Kami akan mengubah bangunan ini menjadi bangunan dengan seni bergaya art deco dan perjalanan tema," katanya.
Sementara itu, Tjipta Niaga bangunan akan menjadi pusat seni, dia melanjutkan.
Lin mengatakan revitalisasi proyek terlibat atas arsitek seperti Andra Matin, Yori Antar dan Ichsan Harja Nugraha.
"Kami telah menyelesaikan konsep dan desain," kata Lin.
Selain menyewa gedung ke JOTRC, PPI memiliki kesempatan untuk lebih terlibat dalam revitalisasi Kota Tua, menambahkan Lin.
Salah satu contoh keterlibatan ini, ia pergi, adalah managing warung makan di salah satu bangunan.
Lin mengatakan ia dihargai PPI kerjasama. "Pasti akan lebih menguntungkan untuk PPI untuk bekerja sama dengan entitas lain, misalnya toko."
Dia menambahkan, bagaimanapun, bahwa sejauh perusahaan belum untuk mengungkap rencana untuk terlibat dan telah diberi keleluasaan JOTRC untuk mengembangkan Kota Tua.
Menurut Lin, tantangan terbesar untuk revitalisasi Kota Tua adalah melestarikan sejarah sementara mengoptimalkan peluang bisnis.
PPI Presiden Direktur Wahyu Suparyono mengatakan perjanjian sewa dengan JOTRC terobosan bagi perusahaan.
"Ini adalah tanda perusahaan kreativitas dalam bertujuan untuk mengoptimalkan aset," katanya.
Menurut Wahyu, PPI memiliki aset sekitar 500 di 33 lokasi di seluruh negeri senilai Rp 1,67 triliun. "Beberapa telah berhasil baik tapi 60 persen menganggur," katanya.
Dia menambahkan bahwa orang-orang di Kota Tua tertutup sebidang meter 11,438-persegi tanah, senilai hampir Rp 200 miliar.
http://www.thejakartapost.com/news/2015/04/01/jotrc-seals-deal-transform-kota-tua-art-education-hub.html Wahyu mengatakan kerjasama itu bukan hanya tentang bisnis untuk PPI, tetapi juga tentang pelestarian warisan budaya di wilayah itu.
Kota Tua telah dinominasikan sebagai wakil Indonesia untuk dimasukkan dalam daftar Warisan Dunia UNESCO situs budaya dan alam yang signifikan.
Pada bulan April tahun lalu, JOTCR menandatangani kesepakatan dengan negara port operator Pelindo II atau IPC, yang IPC bersetuju untuk menjadi anggota pendiri JOTRC.
IPC rencana untuk pembiayaan revitalisasi Pelabuhan Sunda Kelapa di Jakarta Utara.