Polri telah melangkah operasi melawan pendukung gerakan Islam negara (IS) dengan penangkapan tiga orang yang baru saja kembali dari perang-robek Syria.
Tiga, Semua ditangkap di Malang, Jawa Timur, pada hari Rabu, diidentifikasi sebagai Ahmad Junaedi, Helmi Muhammad Alamudi, dan Abdul Hakim Munabari, menurut Kepala Kepolisian Jawa Timur demikian kejadian Anas Yusuf.
"Mereka melakukan perjalanan ke Syria dengan Salim Mubarok Attamimi, juga dikenal sebagai Abu Jandal al Yaman al Indonesia," kata Anas pada hari Kamis.
Abu Jandal adalah pendukung IS dari Indonesia yang muncul di video YouTube di mana ia membuat ancaman terhadap Indonesia (TNI) dan beberapa organisasi Muslim di Indonesia, tambahnya.
Sementara Anas telah memberikan beberapa rincian tentang peran para tahanan tiga, petugas kontraterorisme senior dengan kepolisian nasional kepada The Jakarta Post bahwa mereka sekali telah secara aktif terlibat dalam pertempuran dengan IS di Suriah.
"[Polisi Nasional anti-terorisme skuad] Densus 88 masih menyelidiki kasus ini, termasuk bagaimana Junaedi bisa melarikan diri dari IS di Syria dan kembali ke Indonesia," pejabat senior mengatakan, menambahkan bahwa Junaedi menghabiskan enam bulan di Suriah untuk berjuang bersama IS.
Junaedi diduga meninggalkan IS setelah mengetahui bahwa ia tidak akan mendapat semua insentif dan manfaat yang dijanjikan dalam kelompok sosial media pesan.
"Junaedi menemukan apa pun di Syria dan ia merasa bahwa perekrut IS menipunya. Ini adalah hasil awal kami dari penyelidikan,"kata sumber itu.
Sejumlah jihadis Indonesia yang berniat untuk bergabung dengan IS di Irak dan Suriah karena mereka tertarik oleh ideologi ekstrim, sementara orang lain yang terpikat oleh janji keuntungan finansial. Perekrut berjanji bahwa mereka akan menerima gaji dan akomodasi yang disediakan oleh IS.
Menanggapi laporan bahwa beberapa pejuang IS kembali ke Indonesia, rumah Tjahjo Kumolo Menteri mengatakan pemerintah adalah berat pilihan untuk mencabut kewarganegaraan Indonesia yang bepergian ke luar negeri untuk bergabung dengan kelompok-kelompok militan seperti IS.
"Kita harus berpikir tentang pilihan ini sangat hati-hati karena kita masih memiliki kewajiban untuk membela kami warga negara di luar negeri kecuali benar-benar jelas [bahwa mereka telah bergabung IS]," katanya pada hari Kamis setelah pertemuan di Kejaksaan Agung di Jakarta Selatan.
Tjahjo mengatakan bahwa walaupun ada kekhawatiran bahwa lebih dan lebih banyak warga Indonesia yang bepergian ke Timur Tengah dimaksudkan untuk bergabung dengan gerakan IS, masih ada banyak orang Indonesia yang bepergian sana untuk bekerja atau melakukan ziarah.
"Kami tidak persis melarang orang-orang dari melakukan ziarah karena mereka perjalanan melalui rute yang berbeda. Kita tidak bisa mencegah mereka; ada benar-benar tidak ada dasar untuk itu,"katanya.
Tjahjo mengatakan bahwa apa yang bisa dilakukan pemerintah adalah mengawasi calon jamaah yang hanya membeli tiket sekali jalan ke Timur Tengah.
Juga, Tjahjo menyarankan agar Presiden Joko "Jokowi" Widodo dapat mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) atau mengubah undang-undang terorisme 2003 untuk mengizinkan penahanan orang-orang yang dicurigai melakukan "aktifitas mencurigakan" sebelum mereka memulai perjalanan ke negara-negara seperti Suriah atau Irak.
"Dengan cara itu kita bisa bertanya mengapa mereka menjual rumah mereka dan semua barang-barang mereka jika mereka hanya akan pergi pada ziarah. Kami dapat menanyakan tentang motivasi mereka,"katanya.
Secara terpisah, polisi mengungkapkan bahwa serangan bom terbaru di lantai pertama dari pusat perbelanjaan ITC Depok bulan lalu adalah tidak bom biasa, seperti itu berisi senyawa kimia dan adalah bom kimia pertama berangkat di Indonesia.
Mantan kepala Densus 88 demikian kejadian Tito Karnavian mengatakan bahwa telah ada sebuah kesalahan teknis dalam ledakan bom, sehingga hanya dua dari empat paket meledak.
"Jika itu dimasukkan ke dalam sistem penyejuk udara yang dapat Anda bayangkan dampak," Tito berkata sebagai dikutip oleh beberapa media asing.
Sebuah bom meledak di kamar mandi laki-laki di area bermain anak-anak di lantai kedua dari pusat perbelanjaan ITC Depok pada tanggal 24 Februari. Tidak ada korban dilaporkan dalam ledakan.
"ISIS [negara Islam Irak dan Suriah] anggota cenderung menggunakan bahan kimia mematikan untuk melakukan terorisme mereka, sehingga kita bisa menebak bahwa pemboman ITC Depok dilaksanakan oleh mantan jihad Suriah. Selesai baca berita tidak ada salahnya lihat
rumah dijual di duri kepa, harga oke banget. Ini adalah bom kimia pertama di negara kita,"teroris ahli Solahuddin mengatakan kepada the Post.